Ads
Ads Kamu
Minggu, 24 Februari 2013
Pada era 80-an hingga 1994, lahirlah para Hacker
Indonesia yang boleh dibilang masih “ASLI”. Pada umumnya mereka lahir
secara otodidak dan secara kebetulan memiliki akses jaringan. Biasanya
terdiri dari para pegawai perusahaan-perusahaan besar atau
instansi-instansi pemerintah. Mereka ini terdiri dari orang-orang yang
berkecimpung di bidang UNIX, VAX/VMS, dan tentu saja ahli jaringan.
Ketika Internet mulai marak di Indonesia, mulailah
masyarakat begitu antusias mempelajari komputer terutama network
security. Jika dulunya tidak ada aktivitas yang bersifat merusak, kini
perlahan hal itu mulai berubah. Remaja-remaja ABG mulai “berterbangan”
di Internet, mencari tutorial-tutorial baru, mencari
pengetahuan-pengetahuan komputer yang tidak mereka dapatkan di sekolah.
Mereka menjadi semakin pintar, bahkan melebihi guru-guru di sekolah
mereka.
Namun layaknya seorang ABG, sebagian besar dari mereka jiwanya masih
labil. Pengetahuan mereka masih sangat minim dan memiliki semangat
tinggi untuk merusak. Mereka masih belum mengerti arti “Hack” yang
sebenarnya. Mereka dengan sombong dan tidak tau malu menyebut diri
mereka Hacker hanya karena berhasil mengakali Billing,
menjalankan email BOMB, menjalankan exploit-exploit. Padahal mereka
sama sekali tidak tau bagaimana tool yang mereka gunakan itu sendiri
bekerja. Mereka tidak mengenal sang system, namun dengan sombong mereka
menyebut dirinya Hacker. Tanpa tau apa itu TCP/IP, namun dengan banga menyebut dirinya Hacker. Padahal para Hacker sejati Indonesia yang kemampuannya sudah setara dengan para wizard di Amerika dengan tegas menolak dirinya disebut Hacker
lantaran masih selalu merasa ilmu yang dimilikinya belum cukup. Yeah,
inilah Hacking Scene (pangung perhackingan) di Indonesia yang cukup
menyedihkan ^_^ namun bisa juga diangap wajar dan manusiawi
Akan tetapi tidak semua dari mereka yang hanya
bermulut besar. Tentu saja pasti ada diantaranya yang benar-benar
memiliki kemampuan walaupun jumlahnya sedikit. Mereka yang sedikit ini
kemudian banyak yang mengadakan pertemuan-pertemuan baik secara sengaja
maupun tidak sengaja. Mereka tetap berexplorasi dan mencari
pengetahuan, beraktivitas seperti biasa di lingkungannya tanpa
menimbulkan kecurigaan atau prasangka dari masyarakat sekitarnya.
Dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan, mulailah bermunculan organisasi-organisasi Hacker dan Cracker. Diantaranya yang cukup ternama ialah: AntiHackerlink
(sudah tidak kedengaran lagi keberadaannya), Crack Sky (biasa juga
dikenal sebagai Cracker Society, sebuah organisasi Underground yang
berpusat di Surabaya), Kecoak Elektronik, ECHO, Jasakom Community,
IndoHack, Secreet Colony, dan masih banyak lagi. Pada umumnya setiap
daerah memiliki organisasi-organisasi sendiri dan nama organisasi
disesuaikan dengan daerah asal mereka. Misalnya untuk komunitas Hacker Batam biasa menyebut dirinya Batam Hacker, untuk daerah malang biasa menyebut dirinya MalangHackerlink, dan lain sebagainya.
Aktivitas-aktivitas yang kini mereka lakukan
cukup beragam. Pada umumnya ialah memoderasi forum-forum dan milis
besar, menjadi OP di IRC-IRC Channel ternama, saling berbagi
pengetahuan dengan menulis tutorial-tutorial, Artikel, Advisories
seputar bugs-bugs baru beserta cara pencegahannya, mengadakan
seminar-seminar tentang Network Security, menulis program open-source,
serta melakukan berbagai aktivitas “Hack” sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan untuk berexplorasi.
Pada umumnya para Hacker peka terhadap
keadaan lingkungannya. Anggapan bahwa mereka adalah orang-orang yang
individualis dan egois tampaknya harus segera dihapuskan. Hal ini telah
lama terbukti, anda bisa menyaksikan sendiri bagaimana pertarungan
para Hacker Indonesia dengan Hacker-Hacker Malaysia saat negara itu ingin merampas Ambalat dari Indonesia. Atau perseteruan Hacker Indonesia melawan Hacker-Hacker dari Australia saat mereka mengusik Indonesia. Inilah cara berbeda para Hacker dalam mempertahankan negaranya, bukan dengan senjata, bukan dengan kekerasan, namun dengan ilmu pengetahuan.
- Back to Home »
- Hacker »
- Hacking Scene Indonesia


